Pada tahun 1945, Kota Blitar telah menjadi pusat pemberontakan tentara PETA melawan tentara Jepang yang di pimpin oleh seorang Soedanco Soepriyadi.
Untuk menghormatinya di bangun sebuah Monumen yang terletak di depan bekas markas PETA tepatnya di Jl. Soedanco Soepriyadi. Monumen ini berbentuk sebuah patung yang mengangkat tangan kanannya, sebagai symbol bahwa dia tidak pernah menyerah untuk berjuang. Patung tersebut terlihat memakai seragam tentara Jepang, lengkap dengan topinya. Monumen ini ditujukan untuk mengenang pahlawan ini agar dapat menyemangati para generasi muda dalam melanjutkan perjuangan Indonesia untuk menjadi Negara yang besar.
Monumen Trisula
Disamping Monumen PETA, kota Blitar yang juga banyak menyimpan sejarah perjuangan juga punya Monumen Trisula. Monumen ini juga ditujukan untuk meghormati salah satu perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kedamaian dan kemerdekaan. Monumen ini diinspirasi oleh Gerakan Trisula. Gerakan Trisula ini ditujukan untuk menumpas para pemberontak dari partai komunis yang berada di sebelah selatan Blitar. Gerakan ini berhasil karena adanya kerjasama antara tentara Indonesia dan rakyat setempat. Semangat untuk menumpas para pemberontak harus diwarisi oleh para generasi muda, dan berdasarkan alasan inilah maka Monumen Trisula dibangun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar